Mendikbud Ajak Siswa dan Guru di Lombok Kembali ke Sekolah

josstoday.com

Mendikbud Muhadjir Effendy bersama anak-anak korban gempa di Lombok, Sabtu, 8 Agustus 2018.

JOSSTODAY.COM - Pascagempa yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengajak anak sekolah untuk kembali belajar dan bersekolah melalui Gerakan Kembali Sekolah.
Muhadjir mengatakan, Gerakan Kembali Sekolah ini bertujuan untuk mempertegas agar apapun kondisinya, anak-anak tetap harus belajar, termasuk usai mengalami bencana gempa bumi. Pasalnya, jika dibiarkan, anak-anak akan terbiasa untuk tidak belajar sehingga akan enggan untuk kembali ke sekolah.

"Gerakan Kembali Sekolah ini untuk memperkuat dan mempertegas kembali harus tetap belajar apapun kondisinya. Belajar tidak boleh berhenti, tiada hari tanpa belajar apapun keadaannya,” kata mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini saat memimpin apel siaga Kembali Sekolah di Lapangan Bumi Gora, Kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Kota Mataram, Minggu (9/9).

Selanjutnya, dalam kunjungan kerja (kunker) tersebut, Mendikbud bersama rombongan melepas 21 truk yang membawa bantuan peralatan sekolah yang didistribuskan ke tujuh kota/ kabupaten yang terdampak gempa yaitu Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Sumbawa Barat, dan Kota Mataram.

Muhadjir juga mengatakan, untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) pascagempa ini yang paling utama adalah anak diajak untuk bergembira. Setelah itu, anak diperkenalkan dengan berbagai macam keadaan yang bersifat memulihkan dan akan dilanjutkan dengan mengejar ketertinggalan materi. Sementara itu, khusus untuk pelaksanaan ujian semester, Kemdikbud akan memberi tambahan waktu apabila ada bahan belajar yang belum tercukupi.

Muhadjir juga mengatakan, sambil menunggu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membangun sekolah semi permanen yang kira-kira membutuhkan waktu tiga hingga empat bulan, para siswa dan guru dapat menjalani KBM di tenda-tenda yang telah disediakan Kemdikbud. Ditegaskan Muhadjir, tenda-tenda darurat yang digunakan Kemdikbud aman, karena sesuai dengan standar Unicef untuk dijadikan kelas agar siswa tetap belajar di daerah bencana.

Sementara itu, untuk membangun sekolah permanen, Muhadjir menuturkan, Kemdikbud telah berkoordinasi dengan pemda dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang memiliki wewenang. Pasalnya, tugas Kemdikbud adalah untuk merehabilitasi kerusakan ringan serta dan menjamin siswa tetap belajar. Sementara untuk sekolah keagamaan tetap menjadi tanggung jawab Kementerian Agama (Kemag).

Namun sebagai dukungan kemanusiaan untuk anak bangsa, Kemdikbud akan tetap memberi bantuan kebutuhan di lapangan seperti tenda dan lainnya untuk sekolah-sekolah dalam naungan Kemag.

"Ini bukan tentang domainnya siapa, tapi ini demi anak bangsa. Jadi beberapa tenda dari Kemdikbud juga diberikan untuk sekolah-sekolah keagamaan. Kemarin saat berkunjung ke Lombok Barat, ada pesantren yang meminta tenda, saya kasih juga. Ini semua untuk anak kita, kita abaikan dulu domainnya. Tapi untuk tunjangan nanti tugas kementerian terkait,” ujarnya. (is/b1)

Mendikbud