Halal Bi Halal Cipayung Lahirkan Lima Komitmen

josstoday.com

Suasana diskusi dan Halal Bi Halal Cipayung (HMI, PMII, GMNI, GMKI, dan PMKRI), Selasa (11/07/2017), di Komit Eatery Cafe, Surabaya. (Foto Istimewa)

JOSSTODAY.COM - Momentum bulan syawal yang masih dalam suasana Idul Fitri menjadi momentum yang tepat bagi setiap orang untuk bersilaturrahim, demikian juga dengan aktivis-aktivis organisasi mahasiswa.

Organisasi-organisasi mahasiswa Jawa Timur, tergabung dalam Cipayung (HMI, PMII, GMNI, GMKI, dan PMKRI), Selasa (11/07/2017), menggelar diskusi yang dikemas dalam kegiatan halal bi halal. Acara yang diikuti oleh 50-an orang dan dilangsung kan di Komit Eatery Cafe, Surabaya ini mengambil topik diskusi "Meneguhkan Nilai-Nilai Pancasila".

Hadir sebagai narasumber pada kegiatan ini Sahabat Zainuddin (Ketua Umum PKC PMII Jawa Timur), Kanda Darmawan Puteratama (Ketua Umum BADKO HMI Jawa Timur), Bung Suroto ( Sekretaris Korda GMNI Jawa Timur), Bung Esradus (Perwakilan Komisaris Daerah III PMKRI), dan Bung Bradlee  Nainggolan ( Ketua GMKI Surabaya). 

Setelah dibuka oleh moderator, diskusi diawali dengan ucapan Halal Bi Halal dan pandangan dari Sahabat Zainuddin yang menyampaikan bahwa sesuai dengan konstitusi organisasi, PMII merupakan organisasi yang berazaskan Pancasila. Nilai-nilai Pancasila sangat penting untuk dihayati dan diamalkan karena itu adalah pedoman berbangsa dan bernegara dalam menjaga NKRI. Menurutnya, PMII telah berkomitmen untuk bersikap tegas terhadap ormas/okp yang bertentangan dengan Pancasila. 

Kemudian giliran Bradlee. Setelah menyampaikan ucapan selamat idul fitri, ia menyampaikan bahwa Indonesia adalah negara yang penuh dengan kebhinnekaan, beda suku, agama namun tetap bersatu, masyarakat harus bisa beradaptasi dengan hal tersebut karena Indonesia memiliki idelogi Pancasila. Pancasila hari ini masih sakti, namun kita jangan hanya sibuk menghafal tanpa memaknai apalagi tanpa pengamalan.

Pembicaraan disambung oleh Esra yang menambahkan bahwa realitas kebangsaan saat ini diwarnai nuansa politis yang sangat kental selain itu juga muncul paham-paham radikalis yang mengatasnamakan agama tertentu yang hari ini membuat ketidakstabilan kehidupan beragama dan keberagaman. Dalam hal ini, mahasiswa sebagai kaum terpelajar, agent of change jangan malah memperkeruh dan membuat propaganda, mengarahkan Indonesia menjadi negara agama dengan menyebar kebencian.

Setelah itu, Darmawan menyampaikan bahwa momentum halal bi halal dan diskusi ini adalah momentum yang urgent melihat ralitas yang terjadi saat ini. Pancasila harus menjadi pemersatu dalam keberagaman budaya, dan organisasi.  "Dengan Pancasila, mari kita rajut kembali kebhinnekaan. Masih ada marwah Pancasila sehingga harus kita rawat. Kalau bukan kita, siapa lagi",tambahnya. 

Menanggapi pandangan pemateri-pemateri sebelumnya, Darmawan juga menyoroti perlu dibentuknya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPPU) yang untuk menanggulangi ormas/okp yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.

Pandangan terakhir disampaikan oleh Bung Suroto yang membahas tentang adaya oknum-oknum yang ingin memecah belah NKRI. Pemuda yang berdasarkan pada peristiwa Sumpah Pemuda telah bersepakat untuk bersatu harus menjadi garda terdepan dalam memberangus oknum-oknum tersebut. Indonesia adalah negara yang penuh anugrah sehingga kita harus saling merangkul jangan sampai seperti di negara-negara Timur Tengah. 

Mengakhiri diskusi, seluruh pimpinan organisasi ini mendeklarasikan 5 Komitmen, antara lain : 

1. Menjaga Persatuan dan Kesatuan serta Kedaulatan Bangsa.
2. Meneguhkan dan Mengamalkan Nilai-Nilai Pancasila dan UUD 1945
3. Turut serta menjaga kondusifitas kehidupan berbangsa dan bernegara
4. Senantiasa menjaga ketertiban dan kedamaian dalam setiap aktivitas organisasi.
5. Mendukung langkah Pemerintah dalam menertibkan Ormas dan OKP yang dalam aktivitasnya bertentangan dengan Nilai-Nilai Pancasila dengan mendorong penerbitan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPPU).

(ris)

mahasiswa politik