Buah Nangka dan Doa Lima Bukit

josstoday.com

KH Hasyim Muzadi bersama HM Arum Sabil di City Forest. (Foto: Frengky Pribadi)

JOSSTODAY.COM - Oleh HM Arum Sabil. **

Satu sore di City Forest and Farm Arum Sabil. Tepatnya, sekitar pada pukul 16:45, di hari Rabu, 5 April 2017, di Lembah Bukit Barokah, Kawasan City Forest and Farm Arum Sabil, sudut pandang mata saya tiba-tiba tertuju pada sebuah tanaman nangka.

Tanaman nangka yang mulai masuk pada masa pertumbuhan vegetatif itu nampak elok dipandang mata. Di sebelah tanaman pohon nangka tersebut tertulis pada papan kecil ditanam oleh KH. Hasyim Muzadi pada Minggu, 13 November 2016.

Tanaman nangka tersebut menuntun dan mengingatkan saya kepada Sang Pencerah KH. Hasyim Muzadi. Terutama akan ungkapan, nasehat dan pandangan-pandangan filosofi hidup beliau yang mencerahkan itu.

Salah satu kenangan dengan Sang Pencerah yang begitu membekas di hati dan pikiran saya, adalah saat beliau berkenan kunjungan di City Forest and Farm Arum Sabil. Pak Hasyim, pada hari Minggu sore sekitar jam 15:00, 13 November 2016 memberikan kehormatan yg sangat luar biasa karena beliau KH. Hasyim Muzadi juga berkenani menanam pohon kenangan Buah Nusantara.

Saya menawarkan pilihan pohon Buah Nusantara yang akan ditanam beliau. Diantaranya adalah pohon durian dari berbagai varietas unggul dan pohon Manggis, Duku, Matoa, serta pohon Nangka.

Dalam pikiran dan perkiraan saya beliau asti memilih pohon Durian, Manggis, Duku atau pohon langka lainya. Namun ternyata di luar dugaan saya ternyata beliau memilih pohon Nangka.

Saya bertanya kepada Beliau, "Kiai kenapa memilih pohon Nangka?"

Beliau balik bertanya kepada saya "Memang kenapa kalau saya pilih pohon Nangka?"

Saya menjawab kepada beliau, "Kiai...pohon Nangka itu kan sudah banyak ditanam oleh masyarakat, kenapa tidak memilih tanaman pohon yang langka atau yang buahnya punya nilai ekonomi yang baik?."

Beliau menjawab dengan nada lirih penuh getaran intonasi yang sangat mendalam. "Pohon dan buah Nangka bila dirawat dengan baik maka rasa dan aromanya bisa dinikmati. Tetapi apabila pohon dan buah Nangka dibiarkan tidak dijaga dan dirawat maka yang didapat hanya aroma dan tidak akan ada rasa dan selera untuk menikmatinya karena busuk di dalam.

Sama halnya dengan kehidupan kita apabila setiap diri pribadi atau sebuah institusi pemerintahan sipil dan institusi alat negara maupun swasta kemasyarakatan bila keberadaanya tidak dijaga dan dirawat dengan akhlak dan iman maka yang didapat hanyalah pesona tampilan permukaan namun busuk di dalam karena penuh dengan pertikaian dan kedustaan," tutur beliau tegas.

Setelah mengungkapkan filosofi buah Nangka, beliau berdiri di Lembah Bukit Barokah di Kawasan City Forest and Farm Arum Sabil, dan mengangkat kedua tangannya sambil berdoa, dalam bait-bait diantara doanya terdengar jelas memohon kepada Allah SWT agar bangsa dan negara RI diberikan keselamatan dunia dan akherat.

Kesempatan tersebut tidak saya sia-siakan, lantas saya memohon beliau berkenan memberikan nama empat Bukit dan satu Lembah di Kawasan City Forest. Dan beliau diam sejenak sambil berfikir, hingga ahirnya beliau menyampaikan dan berpesan kepada saya agar bukit tersebut ditanami Pohon dan di jaga kelestarianya serta di rawat dan di pelihara dengan baik.

Adapun empat bukit tersebut, selengkapnya beliau beri nama :
1. BUKIT AMANAH
2. BUKIT BAROKAH
3. BUKIT CINTA 
4. BUKIT DAMAI
5. LEMBAH SEJAHTERA

Nama-nama tersebut, tentu adalah juga doa beliau yang senantiasa kami amini. Seperti halnya City Forest and Farm yang kami niatkan sebagai bagian dari pelestarian lingkungan hidup, doa dari Kia Hasyim adalah penyokongnya yang sempurna.

Dan ucapan, pikiran dan tindakan beliau Sang Pencerah Tuan Guru KH A Muzadi pun tentu akan selalu hidup di hati anak negeri, bahkan segenap warga dunia. Karena selain aktif dan dikenal di dalam negeri, bahkan beliau adalah ketua umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) dua periode, beliau juga aktif dan mewarnai di sejumlah lembaga islam internasional.

Sang Kiai Hasyim kami merindu. Kiai dan Sang Pencerah bangsa ini memang telah berpulang ke haribaan. Namun pikiran, pesan dan nasehat Sang Kiai akan selalu hidup sebagai penuntun, pencerah serta lentera dalam kehidupan kami.

Marilah saudara-saudaraku sebangsa dan se-tanah Air, jangan putus kita doakan bersama-sama, semoga amal ibadah beliau diterima di sisi-Nya serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan kesabaran.

Dan pesan beliau yang masih juga kuat dalam benak dan ingatan kami, adalah pesan dalam sebuah pengajian pagi di tanggal,19 Mei 2016. Sang Pencerah KH. Hasyim Muzadi pengasuh Pesantren Al Hikam, berpesan:

"Anak-anakku...

Kamu harus sadar....
Rasullulah yang sehebat itu, membawa kebenaran yang sudah dijamin saja bukan berarti lolos dari himpitan dan cobaan yang membuat perjuangan itu menjadi sulit, karena kesulitan itu sudah inheren ( melekat erat ) dengan Sunatullah.

Kita boleh berdo’a minta kelonggaran tetapi tidak bisa memintan kesulitan itu dihilangkan , karena justru masalah dan kesulitan itulah yang membuat kita dewasa.

Kamu akan besar dengan segala kesulitan , bukan besar dengan segala kesenangan.

Kesenangan berada pada sela-sela kesulitan , dan keindahan akan ditampakkan oleh Allah disaat kamu menderita."

SEMOGA KITA SEMUA SELALU DIRAHMATI ALLAH. Aamiin. (*)

**) HM Arum Sabil adalah Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia atau APTRI, pendiri City Forest and Farm Arum Sabil Jember) 

arum sabil buah nusantara